
Lagu ini tercipta oleh salah seorang kawan baik Ikang Fawzi bernama Rudi Gagola yang mengambil inspirasi dari inspirator utama Ikang saat itu--sicantik Marissa Haque bintang film ternama Indonesia yang sedang naik daun serta memenangi sejumlah penghargaan diberbagai Festival Film nasional dan internasional. Rudi Gagola menangkap getaran cinta terdalam Ikang kepada sang aktris terbaik Indonesia saat yang membulatkan tekadnya untuk bersegera mengawininya. Rudi sering mendengar Ikang mengatakan padanya bahwa ia takut Marissa Haque keburu disambar oleh lelaki lain yang memang dimasa itu sangat banyak yang sedang mengincar calon kekasihnya lawan bermainnya dalam film "Tinggal Landas buat Kekasih."
Tak lama setelah Ikang memutuskan tali cinta dengan teman sesama mahasiswa di Universitas Indonesia--penyanyi pop melow asuhan Rinto Harahap bernama Christine Panjaitan--Ikang menyatakan tekad wajib menjadikan Marissa Haque sebagai istrinya. "Tak boleh ditunda lagi," katanya saat itu. Apalagi calon ibu mertua Ikang seorang keturunan darah biru dari Jawa Timur telah menerima Ikang dengan tangan sangat terbuka. Tantangan kecil hanya datang dari calon ayah mertuanya yang menginginkan Ikang Fawzi calon menantunya adalah seorang dokter dari Rumah Sakit Pusat Pertamina (yang diurusnya) atau sebaiknya Ikang Fawzi jadi penyanyi keroncong saja! Konyol memang...
Ketika Ikang dan Marissa sudah 'jadian', konon dikhabarkan Marissa Haque pernah sangat cemburu pada sang mantan Ikang bernama Christine Panjaitan. Atas beberapa kali kejadian--dikarenakan tanpa sepengatahuan Marissa atas informasi dari (alm) ibu kandung Ikang dan kakak tertua Ikang Kak Uttie Fawzi-Tangkau--Christine Panjaitan masih sering bertelpon-ria kerumah Ikang atau kekantor Kak Uttie untuk sekedar curhat atau diskusi 'rahasia' tertentu tentang penderitaan dia dibawah tekanan keluarganya harus menikah dengan sesama orang Batak dan dari agama yang sama (HKBP). Marissa pun lalu berang, dan mengancam akan meninggalkan Ikang dengan memilih pergi ke Amerika Serikat dengan cara menerima tawaran main dalam film produksi Bapak Hatoek Soebroto dan sutradara Sophan Sophiaan. Tak kurang, Ikang pun juga lalu panik dan menjadi sangat cemburu! Karena lawan bermain Marissa didalam film yang akan diproduksi tersebut bukan dirinya.
Ketika tiba saatnya Marissa harus segera mengabarkan kepada sutradara Sophan Sophiaan dan atau Bapak Hatoek Soebroto terkait kesediaannya untuk menerima atau tidak tawaran menjadi pemeran utama dalam film "Arini Masih Ada Kereta yang Akan Lewat" yang berlokasi di Amerika Serikat, Ikang pun lalu memberi ultimatum kepada Marissa. Isi ultimatum tersebut adalah: (1) segera menikah dengannya; atau (2) sepulang dari Amerika Serikat Ikang balik kemantannya bernama Christine Panjaitan; atau (3) Marissa pulang dari Amerika Serikat akan melihat Ikang sudah ada gandengan pacar baru lainnya!
Dan... aha!

Dikarenakan 'trauma' atas kejadian masih berhubungannya Ikang dan sang mantan Christine Panjaitan dibelakang punggungnya--rupanya kejadian dimasa lalu tak jua mampu memendam api cemburu Marissa Haque pada Christine Panjaitan--Marissa pun mengajukan syarat pada Ikang. Yaitu, agar pada pesta perkawinan resmi mereka kelak baik ijab kabul maupun digedung pesta Wiperti (Wisma Pertamina International) di Sinabung, Jaksel--agar tidak ada satupun dari mantan-mantan pacar dari kedua belah pihak yang diundang! Ikang pun segera menyetujui syarat yang diajukan Marissa, walau pada akhirnya harus menelan kenyataan pahit ketika komentar minor dari Christine Panjaitan yang dilontarkan kepada Ikang dan Marissa melalui beberapa media cetak bahwa dirinya merasa sakit hati dan tidak bahagia mengapa tidak diundang disaat Ikang menikah dengan Marissa menikah. Christine pun beberapa kali menggerutu melalui beberapa wawancara radio yang diasuh oleh Bens Leo di Jakarta dan Ratna Djuwita di Bandung, bahwa pada saat dirinya menikah dengan dr. Maringan, Ikang sebagai mantannya serta seluruh keluarganya diundang kenapa pada waktu sebaliknya dia dan keluarganya tidak diundang? Namun keputusan paling bijaksana dari Ikang Fawzi saat itu adalah lebih memilih menjaga hati Marissa Haque yang telah menjadi istri sahnya, yang akan menjadi ibu dari anak-anak yang akan dilahirkannya.
Ikang dan Marissa memang berjodoh! Mereka saling sangat mencintai satu dengan lainnya. Yang paling disukai Ikang atas Marissa selain kedua bentuk matanya yang indah serta kulit wajahnya yang halus-mulus adalah bahwa watak Marissa yang menyukai hidup sederhana. Sebagai contoh, Marissa lebih menyukai memberikan sebagian tabungannya pada masyarakat duafa binaannya daripada harus menggelar pesta pernikahan dihotel mewah berbintang lima. Alasannya toh mereka sudah suami-istri lebih dari setengah tahun sebelumnya!

Lirik Lagu "Aku Cinta Kamu"
...